PPK LEMAHABANG

Panitia Pemilihan Kecamatan Lemahabang. Pelaksana Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karawang Tahun 2010.

MAKAM SYECH QURO

Lokasi Wisata Religius, Makam Syech Quro di Desa Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, dikunjungi oleh Peziarah dari berbagai kota terutama pada setiap malam Sabtu, hingga di kenal dengan sebutan Saptuan.

MANG AJAT

Punggawa Blog ini, Akun Facebook Ajat Apana Gin's dengan trademark (Aya..... Aya..... Wae.....) pada setiap penutup update statusnya.

TANAMAN PADI

Lahan pertanian yang luas, Padi yang bernas, hasil yang melimpah, tapi mengapa swasembada pangan hanya ada dalam impian indah yang disodorkan oleh para pejabat tinggi, hingga harga beras melambung tinggi.

ANGEUN OSKADON

Lauk pauk tradisional alternatif, dengan olahan dan bumbu sederhana menjadikan sayur ini sangat menggugah selera, masyarakat di wilayah utara Karawang -Rengasdengklok dan sekitarnya menyebutnya dengan Angeun Oskadon.

Senin, 28 Februari 2011

BERSAHABAT DENGAN MASALAH

Dari Seorang Teman andiya71@gmail.com : melalui Email pada : 28/02/2011

"If a problem doesn't kill you, it will make you stronger." 

Seorang kawan mengeluh, "Pak, saya kok sering kena masalah ya? 
Padahal saya ini sudah rajin berdoa, selalu positive thinking, tidak 
pernah bikin susah orang lain, suka menolong orang lain, jujur dalam 
bekerja, dan nggak neko-neko. Kenapa ya Pak? Apa masalah saya? Saya 
sudah bosan kena masalah terus." 

"Wah, selamat ya," balas saya. 

"Lho, bagaimana sih Pak Adi ini. Saya punya banyak masalah kok malah 
diberi selamat. Senang ya Pak kalau lihat orang susah?" kawan saya 
balik bertanya dan agak jengkel. 

"Sabar...sabar. .. bukan begitu maksud saya. Jangan tersinggung 
dong," jawab saya cepat sambil berusaha menenangkan kawan saya ini. 

Nah, pembaca, apa yang saya tulis di artikel ini merupakan hasil 
obrolan saya dan kawan saya. 

Masalah. Setiap orang pasti punya masalah. Setiap hari kita pasti 
berhadapan dengan masalah. Kita berusan dengan masalah. Kita 
mendapat masalah. Kita membuat masalah. Kita bahkan bisa jadi sumber
masalah. Masalah terbesar adalah kalau kita tidak tahu bahwa masalah 
kita adalah kita merasa tidak punya masalah. 

Pembaca, waktu Anda mengalami masalah, bagaimana reaksi Anda? 

Apakah Anda marah? Jengkel? Sakit hati? Frustrasi? Takut? 
Menyalahkan diri sendiri? Atau Anda cenderung untuk menyalahkan 
orang lain? 

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya menggunakan 
judul "Bersahabat Dengan Masalah". Apa nggak salah, nih? Kita kok 
diminta bersahabat dengan masalah? 

Benar. "Masalah" sebenarnya adalah hal yang sangat positif. Mari 
kita bahas terlebih dahulu makna di balik kata "masalah". Masalah, 
yang dalam bahasa Inggris adalah "problem", ternyata mempunyai akar 
kata yang maknanya sangat berbeda dengan yang kita pahami selama 
ini. 

Akar kata "problem" berasal dari bahasa Yunani, proballein, yang 
bila ditelusuri lebih jauh mengandung makna yang sangat positif. Pro 
berarti forward atau maju. Sedangkan ballein berarti to drive atau 
to throw. Jadi, problem berarti bergerak maju. Problem berarti 
kesempatan untuk maju dan berkembang. 

Sewaktu pertama kali mengetahui bahwa akar kata problem, proballein, 
artinya bergerak maju, saya sempat terhenyak dengan perasaan kaget 
dan takjub. Sungguh luar biasa dan sungguh benar. Coba kita 
renungkan bersama. Masalah sebenarnya adalah suatu simtom yang 
menunjukkan adanya suatu penyebab atau akar masalah. Justru dengan 
seringnya seseorang mendapat "masalah", bila orang ini cukup bijak 
dan jujur pada dirinya sendiri, ia akan berkembang dan bisa lebih 
maju. 

Lha, kok bisa begini? 

Pernahkah Anda, atau mungkin orang yang Anda kenal, mendapat atau 
mengalami masalah? 

Jawabannya, "Sudah tentu pernah." 

Pertanyaan saya selanjutnya, "Apakah masalah yang dialami Anda mirip 
dengan masalah sebelumnya?" 

Jika kita mau bersikap jujur dan jeli dalam mengamati maka 
seringkali masalah yang kita alami sifatnya "mengulang" masalah 
sebelumnya. Ada kemiripan atau kesamaan. Bentuk masalahnya bisa 
berbeda namun polanya sama. 

Satu contoh. Ada seorang wanita yang putus dengan pacarnya. Ia 
marah, kecewa, sakit hati, dendam, dan bersumpah akan mencari 
pasangan yang jauh lebih baik. Namun kenyataannya? Ia mendapatkan 
pacar baru yang mempunyai karakter yang serupa dengan mantan 
pacarnya. 

Ada lagi seorang pengusaha besar, kawan saya, berulang kali kena 
tipu. Sekali kena tipu jumlahnya nggak main-main. Bukan puluhan juta 
tapi ratusan juta. Dan ini terjadi berulang kali. 

Seorang kawan yang lain seringkali ribut dengan istrinya hanya 
karena hal-hal sepele. Misalnya hanya karena si istri memencet pasta 
gigi tidak dari bawah, tetapi dari tengah, ia marah besar. 
Sebaliknya si istri walaupun telah diberitahu suaminya tetap 
mengulangi pola perilaku yang sama. 

Masalah yang kita hadapi sebenarnya menunjukkan "level" kita. Siapa 
diri kita sebanding dengan masalah yang kita hadapi. Bukankah ada 
tertulis bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui 
kekuatan kita untuk mengatasinya? Dan setiap masalah pasti ada jalan 
keluarnya? 

Masalah atau problem sebenarnya guru sejati yang seringkali kita 
abaikan. Kebanyakan orang mengalami masalah yang serupa atau 
berulang karena mereka tidak belajar dari masalah yang pernah mereka 
alami. 

Ibarat anak sekolah bila kita tidak naik kelas, karena nilai ujian 
kita jelek, maka kita akan mengulang di level atau kelas yang sama. 
Tidak mungkin guru akan menaikkan kita ke kelas berikutnya. Mengapa? 
Lha, soal ujian di level ini saja kita nggak lulus apalagi kalau 
diberi soal ujian level di atasnya. 

Kita harus mengulang, tidak naik kelas, dengan harapan kita akan 
belajar, meningkatkan diri, dan akhirnya mampu mengerjakan soal 
ujian dengan benar. Dengan demikian kita "lulus" ke kelas 
berikutnya. 

Saat tidak naik kelas, bukannya belajar dari "masalah" ini, banyak 
yang malah membuat masalah baru dengan menjadi marah, frustrasi, dan 
menyalahkan guru atau sekolah. Anda pernah bertemu dengan orang 
seperti ini? 

"Ah, itu kan anak sekolah. Memang harusnya begitu," ujar kawan saya. 

Lho, kita ini kan juga anak sekolah. Kita sekolah di Sekolah 
Kehidupan. Kehidupan adalah tempat kita belajar. Untuk maju kita 
harus menjadi pembelajar seumur hidup atau life long learner. 

Ada yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. 
Saya kurang setuju dengan pernyataan ini. Menurut saya pengalaman 
adalah guru terbaik bila itu pengalaman orang lain. Jadi, kita 
belajar dan mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan dengan menelaah 
dan mempelajari pengalaman orang lain dan kita terapkan untuk 
kemajuan hidup kita. Lha, lebih baik mana, Anda kena tipu Rp 1 
miliar atau Anda belajar dari pengalaman orang lain yang tertipu Rp 
1 miliar dan Anda gunakan pengetahuan ini untuk melindungi diri Anda 
agar tidak mengalami masalah yang sama? 

Pengalaman adalah guru yang terbaik bila kita dapat memetik 
pelajaran berharga dari apa yang kita alami. Kebanyakan orang 
mengalami "pengalaman" hanya sekadar mengalami. Mereka tidak memetik 
pelajaran atau manfaat apa pun dari pengalaman (baca: masalah) 
mereka. 

OK. Sekarang sudah jelas bahwa kita bisa belajar dari masalah. Tapi 
bagaimana caranya? 

Ada empat langkah mujarab untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup:
1. Mengakui adanya masalah
2. Setiap masalah pasti ada sumber atau akar masalahnya
3. Bila akar masalah ditemukan maka masalah dapat dipecahkan
4. Jalan keluar untuk menyelesaikan masalah

Contoh konkritnya? 

Mari kita analisis kasus yang dialami kawan saya. Itu lho, yang 
bolak-balik kena tipu ratusan juta rupiah. 

Langkah pertama adalah mengakui atau menerima bahwa ia punya 
masalah. Ia harus berani mengakui dan memutuskan untuk mengubah hal
ini. Masalahnya adalah ia berkali-kali kena tipu. Banyak orang yang 
bila mendapat masalah, hanya bisa berdoa, pasrah, nrimo, dan berkata 
bahwa masalah mereka adalah bentuk cobaan dari Tuhan. Mereka 
meyakini bahwa masalah yang mereka alami, karena merupakan cobaan 
dari Tuhan, maka Tuhan-lah yang harus mengubah keadaan ini. Saya 
tidak setuju dengan pandangan ini. Bukankah ada tertulis bahwa Allah 
tidak akan membantu mengubah nasib umat-Nya apabila umat-Nya tidak 
bersedia mengubah nasib mereka sendiri. 

Langkah kedua adalah memahami bahwa masalah (simtom) yang ia alami
pasti ada sumber atau akar masalah. Dan akar masalahnya bukan 
terletak di luar dirinya, misalnya ia tertipu karena kelihaian si 
penipu dalam meyakinkan dirinya sehingga mau meminjami uang, tapi 
akar masalahnya terletak di dalam dirinya. 

Langkah ketiga, bila akar masalah yang ada di dalam dirinya berhasil 
ditemukan, maka ia dapat mengatasi masalahnya. 

Langkah keempat adalah memilih solusi terbaik yang akan digunakan 
dalam mengatasi masalah. Setelah sukses melakukan empat langkah di 
atas maka ia dapat memetik hikmah dari apa yang ia alami. 

Sekarang akan saya uraikan langkah demi langkah yang dilakukan kawan 
saya. 

Langkah 1. Masalah: Saya tertipu ratusan juta berkali kali. 

Langkah 2. Saya menyadari bahwa akar masalah terletak di dalam diri 
saya. 

Langkah 3. Akar masalah saya adalah belief yang menyatakan bahwa 
saya adalah kasirnya Tuhan. 

Langkah 4. Saya mengubah belief saya, dari kasirnya Tuhan menjadi 
Fund Manager uangnya Tuhan. Saya akan mengelola uang yang 
dipercayakan kepada saya dengan hati-hati karena saya harus 
mempertanggungjawab kan uang ini setiap akhir tahun buku. 

Hikmah yang didapat dari masalah ini adalah bahwa apa yang ia alami 
dipengaruhi oleh belief-nya. Setiap belief mengakibatkan konsekuensi 
tertentu. Cara paling tepat untuk mengevaluasi apakah suatu belief 
bermanfaat atau justru merugikan diri kita bisa dilihat dari akibat 
yang ditimbulkan oleh belief-belief itu terhadap hidup kita. 

Selama seseorang masih tetap memegang belief yang sama maka ia akan
mendapat hasil yang sama. Tidak mungkin terjadi seseorang mendapat 
hasil yang berbeda dengan belief yang sama. Einstein menjelaskan 
dengan sangat tepat saat ia berkata, "Insanity is doing the same 
thing over and over but expecting different result."

Terima kasih teman................


Kembali Ke Halaman Utama (HOME)

CARI ARTIKEL DAN TULISAN

Loading

SELAMAT DATANG

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More