PPK LEMAHABANG

Panitia Pemilihan Kecamatan Lemahabang. Pelaksana Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karawang Tahun 2010.

MAKAM SYECH QURO

Lokasi Wisata Religius, Makam Syech Quro di Desa Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, dikunjungi oleh Peziarah dari berbagai kota terutama pada setiap malam Sabtu, hingga di kenal dengan sebutan Saptuan.

MANG AJAT

Punggawa Blog ini, Akun Facebook Ajat Apana Gin's dengan trademark (Aya..... Aya..... Wae.....) pada setiap penutup update statusnya.

TANAMAN PADI

Lahan pertanian yang luas, Padi yang bernas, hasil yang melimpah, tapi mengapa swasembada pangan hanya ada dalam impian indah yang disodorkan oleh para pejabat tinggi, hingga harga beras melambung tinggi.

ANGEUN OSKADON

Lauk pauk tradisional alternatif, dengan olahan dan bumbu sederhana menjadikan sayur ini sangat menggugah selera, masyarakat di wilayah utara Karawang -Rengasdengklok dan sekitarnya menyebutnya dengan Angeun Oskadon.

Minggu, 10 Oktober 2010

Catatan Seorang Demonstran

Apa hubungan antara Soe Hok Gie dan Puncak Mahameru?
Dan apa yang berkaitan antara keduanya?

Soe Hok Gie dan Mahameruadalah dua legenda Indonesia, sedangkan hubungan antara keduanya?
Soe Hok Gie wafat di Mahameru saat melakukan pendakian pada 18 Desember 1969 karena menghirup asap beracun gunung tersebut

Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942. Dia adalah sosok aktifis yang sangat aktif pada masanyaSebuah karya catatan hariannya yang berjudulSoe Hok GieCatatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman oleh LP3ES diterbitkan pada tahun 1983. Soe Hok Gie tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan juga merupakan salah satu pendiri Mapala UI yang salah satu kegiatan terpenting dalam organisasi pecinta alam tersebut adalah mendaki gunungGie juga tercatat menjadi pemimpin Mapala UI untuk misi pendakian Gunung Slamet, 3.442mdpl.
Kemudian pada 16 Desember 1969, Gie bersama Mapala UI berencana melakukan misipendakian ke Gunung Mahameru (Semeru) yang mempunyai ketinggian 3.676 mdpl.Banyak sekali rekan-rekannya yang menanyakan kenapa ingin melakukan misitersebutGie pun menjelaskan kepada rekan-rekannya tesebut :
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kamiKami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekatPertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehatKarena itulah kami naik gunung.”
Sebelum berangkatGie sepertinya mempunyai firasat tentang dirinya dan karena itu dia menuliskan catatannya :
Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri sayaSetelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang laluSaya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematianSaya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeruDengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan SunartiSaya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.”
Dari beberapa catatan kecil serta dokumentasi yang adatermasuk buku harian Gieyang sudah diterbitkanCatatan Seorang Demonstran (CSD) (LP3ES, 1983), berikutbeberapa kisah yang mewarnai tragedi tersebut yang saya kutip dari Intisari :
Suasana sore hari bergerimis hujan dan kabut tebaltanggal 16 Desember 1969 di G.SemeruSeusai berdoa dan menyaksikan letupan Kawah Jonggringseloko di Puncak Mahameru (puncaknya G. Semeruserta semburan uap hitam yang mengembus membentuk tiang awanbeberapa anggota tim terseok-seok gontai menuruni dataran terbuka penuh pasir bebatuanmereka menutup hidungmencegah bau belerang yang makin menusuk hidung dan paru-paru. Di depan kelihatan Gie sedang termenung dengan gaya khasnyaduduk dengan lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagudi tubir kecil sungai kering. Tides dan Wiwiek turun duluan.
Dengan tertawa kecilGie menitipkan batu dan daun cemaraKatanya, “Simpan dan berikan kepada kepada ‘kawan-kawan’ batu berasal dari tanah tertinggi di JawaJuga hadiahkan daun cemara dari puncak gunung tertinggi di Jawa ini pada cewek-cewek FSUI.” Begitu kira-kira kata-kata terakhirnyasebelum turun ke perkemahan darurat dekat batas hutan pinus atau situs recopodo (arca purbakala kecil sekitar 400-an meter di bawah Puncak Mahameru).
Di perkemahan darurat yang cuma beratapkan dua lembar ponco (jas hujan tentara),bersama Tides, Wiwiek dan Mamanmereka menunggu datangnya Herman, Freddy, Giedan IdhanHari makin sore, hujan mulai tipis dan lamat-lamat kelihatan beberapa puncak gunung lainnyaNamun secara berkalaletupan di Jonggringselokotetap terdengar jelas.
Menjelang senjatiba-tiba batu kecil berguguran. Freddy muncul sambil memerosotkan tubuhnya yang jangkung. “Gie dan Idhan kecelakaan!” katanyaTak jelas apakah waktu itu Freddy bilang soal terkena uap racunatau patah tulangMulai panikmereka berjalan tertatih-tatih ke arah puncak sambil meneriakkan nama Herman, Giedan Idhan berkali-kali.
Beberapa saat kemudian, Herman datang sambil mengempaskan diri ke tenda daruratDia melapor kepada Tides, kalau Gie dan Idhan sudah meninggalKami semua bingungtak tahu harus berbuat apakecuali berharap semoga laporan Herman itu ngaco. Tides sebagai anggota tertuasegera mengatur rencana penyelamatan.

Menjelang maghrib, Tides bersama Wiwiek segera turun gunungmenuju perkemahan pusat di tepian (danauRanu Pane, setelah membekali diri dengan dua bungkus mikeringdua kerat coklatsepotong kue kacang hijaudan satu wadah air minum. Tides meminta beberapa rekannya untuk menjaga kesehatan Maman yang masih shock, karena tergelincir dan jatuh berguling ke jurang kecil.

Cek lagi keadaan Gie dan Idhan yang sebenarnya,” begitu ucap Tides sambil pamit disore hari yang mulai gelapSelanjutnyamereka berempat tidur sekenanyasambil menahan rembesan udara berhawa dinginserta tamparan angin yang nyaris membekukan sendi tulang.
Baru keesokan paginya, 17 Desember 1969, mereka yakin kalau Gie dan Idhan sungguh sudah tiadadi tanah tertinggi di Pulau JawaMereka jumpai jasad keduanya sudah kakuSemalam suntuk mereka lelap berkasur pasir dan batu kecil G. SemeruBadannya yang dinginsudah semalaman rebah berselimut kabut malam dan halimun pagi. Mata Gie dan Idhan terkatup kencang serapat katupan bibir birunyaMereka semua diam dan sedih.

CARI ARTIKEL DAN TULISAN

Loading

SELAMAT DATANG

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More